Klinik & Apotek Silvi Medika

Cara Melakukan CPR untuk Mengatasi Henti Jantung

Cara Melakukan CPR untuk Menolong Korban Henti Jantung
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Email

Pernahkah Anda melihat film yang memperlihatkan adegan seseorang menekan-nekan dada korban tenggelam atau pasien penyakit jantung? Nah, bagi Anda yang belum tau, itu merupakan adegan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau dalam bahasa Indonesia adalah resusitasi jantung paru (RJP) yang dilakukan ketika kondisi darurat, tepatnya saat pasien tidak bisa bernapas.

Sembari menunggu pertolongan medis, prosedur CPR harus dilakukan secara tepat agar sirkulasi darah dalam tubuh dapat bekerja secara normal dan organ tubuh tetap berfungsi. Meski tidak bisa 100 persen berhasil menjamin keselamatan, tetapi setidaknya CPR dapat meningkatkan persentase keselamatan seseorang jika dibandingkan dengan tidak melakukannya sama sekali.

Sayangnya, dikutip dari Carrington College, 70 persen orang tidak tahu bagaimana cara melakukan CPR jika ada kerabat atau orang terdekatnya tiba-tiba mengalami serangan jantung. Jelas ini adalah hal yang mengkhawatirkan, mengingat 90 persen serangan jantung terjadi di rumah.

Lalu sebenarnya bagaimana sih langkah-langkah CPR yang benar itu? Mari simak penjelasannya berikut ini!

Apa itu CPR?

CPR atau cardiopulmonary resuscitation adalah prosedur pertolongan pertama yang digunakan saat seseorang mengalami henti jantung akibat serangan jantung, tersengat listrik, hampir tenggelam, atau musibah lainnya. Di sini CPR berperan sebagai bantuan hidup dasar yang menekankan pada usaha untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan sirkulasi darah dalam tubuh.

Langkah Melakukan CPR yang Benar

CPR tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Orang-orang yang melakukan CPR sebaiknya sudah mengikuti pelatihan First Aid Training atau setidaknya memahami CPR dengan baik, .

Ini dikarenakan CPR bukan hanya sekedar asal tekan dada saja, tetapi terdiri dari lima langkah penting yang disingkat DRCAB. Bagaimana penjelasannya?

1. Perhatikan Lokasi Sekitar (Danger)

Saat melihat korban yang tidak sadarkan diri akibat serangan jantung, hampir tenggelam, atau kecelakaan, jangan buru-buru menolongnya. Pada langkah awal CPR, Anda harus memastikan kondisi lingkungan sekitar tidak berbahaya untuk upaya penyelamatan.

Jika korban berada di tengah jalan, pindahkan dulu ke pinggir jalan atau tempat  lain yang lebih aman. Jangan sampai si penolong, dan orang di sekitar justru terancam bahaya lainnya.

2. Periksa Respon (Respon)

Setelah memastikan bahwa korban sudah berada di tempat yang aman, saatnya Anda cek tingkat kesadarannya. Caranya dengan tepuk bahu atau goyang tubuhnya perlahan Tanyakan juga namanya dengan suara yang lantang.

Di saat yang bersamaan, cek denyut nadi di pergelangan tangan atau lehernya. Apabila tidak ada respon seperti berkedip, mengerang, atau menjawab dengan suara, segera panggil ambulan atau bantuan medis darurat dari rumah sakit terdekat.

Pada tahap ini, Anda baru bisa melakukan CPR jika korban benar-benar sudah tidak bernapas yang ditandai dengan tidak adanya pergerakan dada yang naik turun.

3. Kompresi Dada (Compression)

Ketika terjadi henti jantung, kompresi dada perlu dilakukan agar sirkulasi darah yang membawa oksigen kembali berjalan. Kompresi dada dilakukan dengan cara menekan dinding dada korban sebagai pijat jantung eksternal.

Teknik kompresi dada:

  • Baringkan korban dalam posisi terlentang di permukaan yang rata dan keras.
  • Posisikan diri Anda di samping bahu dan leher korban.
  • Letakkan salah satu telapak tangan Anda di bagian tengah dada korban, lalu posisikan telapak tangan satunya di atas tangan yang pertama.
  • Pastikan siku tetap lurus kemudian lakukan metode push fast dan  push hard atau penekanan dada korban secara cepat yaitu 100-120 kali per menit dengan kedalaman tekanan 5-6 cm.

4. Buka Jalur Napas (Airways)

Cara yang dilakukan setelah kompresi dada adalah membuka jalur napas atau airways. Teknik buka jalur napas dilakukan dengan cara mendongakkan kepala korban terlebih dahulu dan posisikan tangan Anda pada dahi korban.

Kemudian tangan Anda satunya digunakan untuk mengangkat dagu secara perlahan sampai saluran napas korban jadi terbuka.

5. Beri Napas Buatan (Breathing)

Cara terakhir apabila setelah membuka jalan napas korban tetap belum memberi respon adalah dengan breathing atau pemberian napas buatan. Breathing dilakukan dari mulut ke mulut, atau bisa juga dari mulut ke hidung.

Tujuan dari breathing adalah untuk memicu kembalinya pernapasan spontan dari si korban.

Berikan rumus CPR 30:2 atau 30 kali kompresi dada dan diikuti dua kali napas buatan. Setiap tiupan berdurasi satu detik atau sampai dada terangkat.

Teknik napas buatan:

  • Jepit hidung korban menggunakan tangan.
  • Letakkan mulut Anda ke mulut atau hidung korban.
  • Tiup sebanyak dua kali.
  • Cek permukaan dada korban, apakah terangkat seperti orang bernapas.
  • Jika belum menunjukkan tanda-tanda bernapas, lakukan kompresi dada 30 kali lagi, kemudian beri napas buatan satu kali.

Tujuan Melakukan CPR

Tujuan CPR tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengembalikan napas dan sirkulasi darah dalam tubuh. Karena jika aliran darah atau pernapasan berhenti, dampaknya bisa membuat otak rusak secara permanen bahkan kematian.

Dalam kasus henti jantung mendadak atau kecelakaan, kedatangan bantuan medis mungkin membutuhkan waktu. Sehingga untuk meminimalisir dampak terburuk, CPR harus dilakukan agar otak korban tetap teraliri oksigen.

Cara Melakukan CPR

Paramedis melakukan CPR
Paramedis melakukan CPR. Gambar oleh RDNE Stock project di Pexels.

Di negara-negara maju, cara melakukan CPR sudah diajarkan sejak anak usia dini. Ini dilakukan agar setiap orang mampu menyelamatkan orang lain yang membutuhkan bantuan CPR segera.

CPR tidak hanya bisa diberikan ke orang dewasa saja, namun juga bisa ke anak-anak atau bahkan hewan sekalipun. Nah, bagi Anda yang ingin mengetahui cara melakukan CPR yang benar, kami akan menjelaskannya secara lengkap di sini.

1. Cara Melakukan CPR Secara Umum

  1. Periksa keamanan tempat kejadian. Pindahkan korban ke tempat yang aman dan gunakan pelindung diri bila perlu.
  2. Jika korban tidak sadarkan diri, periksa responnya dengan cara mengajaknya berbicara, mengecek pernapasan, mengecek perdarahan, atau menggoyang-goyangkan tubuh.
  3. Apabila tidak merespon, segera hubungi ambulan atau rumah sakit terdekat.
  4. Sambil menunggu pertolongan, letakkan korban di tempat yang permukaannya rata dan kokoh.
  5. Berikan 30 kali kompresi dada dengan kedalaman 5-6 cm dan kecepatan 100-120 per menit.
  6. Jika tetap tidak merespon, baru berikan dua kali napas buatan.Lanjutkan dengan memberi 30 kali kompresi dada dan dua kali napas buatan.
  7. Apabila Automated External Defibrillator (AED) sudah siap, segera gunakan.

2. Cara Melakukan CPR pada Anak atau Bayi

  1. Berlututlah di samping anak atau bayi dengan pinggul agak miring.
  2. Berikan kompresi dada 30 kali dengan kedalaman 5 cm untuk anak. Sedangkan untuk bayi gunakan dua jari saja lalu tekan dengan kedalaman 4 cm. Lakukan kompresi dengan ritme 100-120 per menit.
  3. Biarkan dada kembali ke posisi normal setelah melakukan kompresi.
  4. Berikan dua napas, tiap satu napas berdurasi satu detik.
  5. Lanjutkan dengan pemberian 30 kali kompresi dada dan dua napas buatan.
  6. Apabila Automated External Defibrillator (AED) sudah siap, segera gunakan.

3. Cara Melakukan CPR pada Hewan Peliharaan

  1. Periksa penapasan dan detak jantungnya.
  2. Berikan kompresi dada 30 kali.
    • Untuk kucing, anjing kecil, dan anjing berdada dalam, letakkan tumit salah satu tangan Anda di atas jantung hewan peliharaan. Sedangkan posisi tangan satunya di atas tangan pertama.
    • Untuk anjing berdada dalam, letakkan tumit salah satu tangan Anda di bagian dada yang paling lebar. Sedangkan posisi tangan satunya di atas tangan pertama.
    • Untuk anjing berdada tong, letakkan satu tangan Anda di atas bagian terlebar dari tulang dada. Sedangkan posisi tangan satunya di atas tangan pertama.
  3. Berikan dua napas buatan.
  4. Lanjutkan dengan pemberian 30 kali kompresi dada dan dua napas buatan.
  5. Terus lakukan CPR sampai Anda tiba di rumah sakit hewan.

Kapan Harus Melakukan CPR?

CPR harus dilakukan begitu korban tidak bernapas atau mengalami henti jantung mendadak dan sebelum ambulans atau tim gawat darurat yang telah dihubungi datang. Segera lakukan CPR karena aliran darah yang terhambat ke otak bisa membuat otak rusak dan korban mengalami kematian.

Hentikan CPR jika korban sudah memberi respon dan jangan lakukan CPR jika korban masih bisa bernapas atau dalam kondisi sadar.

FAQ Terkait CPR

Apa itu CPR?

CPR atau cardiopulmonary resuscitation adalah prosedur pertolongan pertama yang digunakan saat seseorang mengalami henti jantung atau berhenti bernapas. CPR dilakukan untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan sirkulasi darah dalam tubuh.

Bagaimana cara pemberian CPR pada korban tenggelam?

Orang yang hampir tenggelam rentan mengalami henti napas karena saluran pernapasannya dipenuhi air. Sehingga setelah korban di evakuasi, maka CPR perlu dilakukan agar air keluar dari tubuh dan korban bisa kembali bernapas.
CPR untuk menangani korban tenggelam sama dengan CPR untuk menangani masalah henti napas lainnya. Diawali dengan memeriksa respon korban, melakukan kompresi dada, membuka jalan napas, dan memberi nafas buatan jika diperlukan.

Apakah langkah CPR ABC masih diperbolehkan?

Pada penjelasan sebelumnya, urutan melakukan CPR adalah compression, airway, dan breathing atau CAB. Tetapi sebelum CAB dijadikan acuan, pada tahun 2005 American Heart Association mengeluarkan petunjuk pelaksanaan CPR dengan urutan airway, breathing, dan compression atau ABC.
Mengapa akhirnya ABC berubah menjadi CAB? Penelitian menilai bahwa urutan ABC tidaklah efisien karena si penolong harus membuka jalur pernapasan terlebih dahulu. Akibatnya kompresi dada pun  jadi terlambat dilakukan.  

Jelaskan 5 proses CPR dengan urutan yang benar?

CPR harus dilakukan dengan benar sesuai prosedur DRCAB atau danger, response, compression, airway, dan breathing. Langkah-langkahnya meliputi memastikan kondisi lingkungan sekitar aman, mengecek respon korban, melakukan kompresi dada, membuka jalan napas, dan memberikan napas buatan.

Berapa jumlah repetisi saat melakukan CPR?

Dilansir Kemenkes Republik Indonesia, ketika ada lebih dari satu penolong maka CPR dianjurkan dilakukan secara bergiliran setiap dua menit sekali atau setelah lima siklus. Tujuannya adalah untuk menghindari berkurangnya kualitas CPR sebelum bantuan darurat datang.

Baca juga: Daftar Alat, Bahan dan Obat yang Wajib Ada di Kotak P3K

Penutup

CPR atau cardiopulmonary resuscitation adalah prosedur pertolongan pertama yang digunakan saat seseorang mengalami henti jantung atau berhenti bernapas. CPR sebagai bantuan hidup dasar sangat membantu korban untuk bisa bertahan hidup sebelum akhirnya ditangani lebih lanjut oleh petugas medis.

Apabila Anda menemui orang yang tiba-tiba berhenti napas, segera lakukan CPR mulai dari memastikan lingkungan di sekitar korban sudah aman, memeriksa tingkat kesadaran korban, memberi kompresi, membuka jalan napas, dan terakhir memberinya napas buatan.

Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai akhir, semoga informasinya bermanfaat. Berbagai informasi menarik lain seputar kesehatan juga bisa Anda dapatkan di Instagram Klinik Silvi Medika.

Artikel Terkait