Gejala Long Covid dan Cara Terbaik Mengatasinya

Gejala Long Covid dan Cara Terbaik Mengatasinya
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Email

Setelah sudah terjadi selama dua tahun, jumlah penderita Covid-19 kini sudah mulai melandai. Bahkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pandemi Covid-19 seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan kewajiban menggunakan masker di ruangan terbuka sudah dicabut.

Meski begitu, penyintas Covid-19 tetap patut waspada sebab fenomena long covid atau gejala sakit berkepanjangan yang masih mungkin dialami walaupun sudah dinyatakan sembuh.  

Long covid tentu bisa memengaruhi kualitas hidup dan menghambat produktivitas penderitanya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala-gejala long covid supaya Anda bisa mengambil tindakan segera sebelum makin parah. 

Apa itu Long Covid?

Menurut International SOS, long covid atau sindrom pasca Covid-19 didefinisikan sebagai gejala sakit berkepanjangan yang diderita pasien penyintas meski sudah 12 minggu dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Gejala umum long covid mirip dengan gejala Covid-19. Ada beberapa gejala long covid yang mirip dengan penyakit Myalgic Encephalomyelitis/ Chronic Fatigue (ME/CFS). Namun umumnya gejala yang dirasakan meliputi mudah lelah, sesak napas, dan disfungsi kognitif.

Gejala Long Covid

Setiap orang yang pernah terinfeksi virus Covid-19 berpotensi mengalami long covid. Gejala long covid sendiri tidak pandang bulu sebab bisa menyerang orang dewasa atau anak-anak sekalipun.

Gejala Long Covid pada Anak

Gejala long covid pada anak-anak dan remaja terlihat dari ketidakmampuan mereka untuk melakukan aktivitas berat, mudah cemas, sesak napas, sulit bernapas, dan sulit berpikir. Banyak anak yang pasca infeksi covid akhirnya mengalami kerontokan rambut dan penurunan berat badan. Hal ini terjadi karena mereka kurang asupan nutrisi akibat hilangnya indra penciuman atau perasa dalam jangka waktu lama.

Baca juga: Cara Mengatasi Rambut Rontok, Pencegahan dan Perawatannya

Sebagian besar anak-anak sembuh lebih cepat daripada orang dewasa. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, anak-anak dapat mengalami long covid lebih lama.

Gejala Long Covid pada Orang Dewasa

Orang dewasa merupakan kelompok usia yang rentan mengalami long covid. Penelitian di A Fair Health White Paper mengungkapkan bahwa persentase diagnosis tertinggi long covid ada di kelompok usia 36-50 tahun.

Gejala long covid pada orang dewasa disinyalir lebih banyak karena ada yang berpengaruh ke stabilitas hormon. Berikut adalah daftar gejalanya:

  1. Pernapasan: Batuk
  2. Jantung dan pembuluh darah: Nyeri dada, palpitasi (jantung berdegup kencang), sesak napas.
  3. Neurologis: Sulit konsentrasi, mudah lupa, sakit kepala, sulit tidur, sering kesemutan, mati rasa.
  4. Gastrointestinal: Sakit perut, diare, mual, nafsu makan hilang.
  5. Gejala umum: Nyeri sendi, nyeri otot, demam.
  6. Kesehatan mental: Perubahan suasana hati, cemas, depresi.
  7. Telinga, hidung, dan tenggorokan: Kehilangan indera penciuman dan perasa, telinga berdengung, sakit tenggorokan.
  8. Kulit: Ruam dan rambut rontok.

Penyebab Long Covid

Jason Maley selaku dosen di Harvard Medical School menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada alasan pasti tentang apa yang menyebabkan long covid. Namun ada beberapa hipotesis yang mengatakan bahwa long covid terjadi ketika penderita Covid-19 yang tidak terlalu parah mengalami perubahan respon imun.

Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa virus tingkat rendah yang belum mati muncul kembali saat ketahanan respon imun sedang rendah juga. Lalu ada kemungkinan bahwa kerusakan saraf dari virus yang muncul secara bertahap memengaruhi gejala neurologis. 

Efek Long Covid

Gejala long covid yang timbul tadi harus segera diobati jika Anda tidak mau terkena efek long covid seperti berikut ini:

1. Masalah Jantung

Infeksi SARS-CoV-2 dapat menyebabkan beberapa orang mengalami masalah jantung, termasuk radang pada otot jantung. Faktanya, 60 persen orang yang pulih dari Covid-19 masih memiliki tanda-tanda peradangan jantung tersebut. Kondisi ini ditandai dengan sesak napas, jantung berdebar, dan detak jantung cepat.

Peradangan ini bisa muncul pada penyintas Covid-19 ringan atau yang tidak memiliki masalah medis terkait jantung sebelum sakit.

Baca juga: Cara Mencegah Penyakit Jantung Sejak Usia Muda

2. Kerusakan Ginjal

Seorang ahli kesehatan ginjal yakni C. John Sperati, M.D., M.H.S.M., menyebutkan bahwa varian baru virus corona bisa menyebabkan penyakit ginjal dan membuatnya terus berkembang meski orang tersebut sudah dinyatakan sembuh.

Beberapa penderita Covid-19 yang parah akan menunjukkan tanda-tanda kerusakan ginjal. Padahal sebelumnya mereka tidak memiliki keluhan ginjal apapun.

Tanda-tanda masalah ginjal pada pasien Covid-19 ditandai dengan tingginya kadar protein atau darah dalam urin dan kerja darah yang tidak normal. Studi menunjukkan lebih dari 30% pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit mengalami cedera ginjal dan 50% dari pasien tersebut membutuhkan perawatan dialisis.

3. Gangguan pada Sistem Saraf

Salah satu efek buruk long covid adalah masalah saraf khususnya Myalgic Encephalomyelitis/ Chronic Fatigue (ME/CFS) atau sindrom kelelahan kronis. Orang dengan diagnosa ME/CFS akan merasakan kelelahan ekstrim, brain fog, sulit tidur, pusing, kehilangan indra penciuman (anosmia), dan pengecapan (ageusia).

ME/CFS seringkali membuat penderitanya tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Mereka cenderung menghabiskan waktu di tempat tidur karena rasa lelah yang berlebihan.

Menurut CDC, ada kemungkinan bahwa ME/CFS disebabkan oleh perubahan pada sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga berpengaruh terhadap cara respon infeksi dan stress. Karena seperti yang Anda ketahui, infeksi virus corona bisa menurunkan antibodi dan kekebalan tubuh dalam jangka waktu cukup lama.

4. Memengaruhi Kemampuan Kognitif dan Kesehatan Mental

Sebuah studi tentang dampak Covid-19 terhadap kesehatan mental dan emosional dilakukan oleh para ahli dari bidang psikiatri, kognisi, dan kesehatan mental menemukan bahwa masalah ini umum terjadi pada penyintas Covid-19.

Gangguan kognitif setelah infeksi virus corona dapat berdampak parah pada keberlangsungan hidup seseorang. Mengapa demikian? Pasien yang menderita Covid-19 cukup lama bisa saja mengalami perubahan pola pikir, konsentrasi, bicara, dan mengingat.

Masalah kognitif tersebut akhirnya ikut memengaruhi kesehatan mental. Bahkan 1 dari 4 penderita long covid mengalami kecemasan, depresi, dan kesehatan mental lainnya.

5. Masalah Pernapasan

long covid dapat menyebabkan masalah pernapasan
Long covid dapat menyebabkan masalah pernapasan. Gambar oleh 8photo di Freepik.

Kasus Covid-19 yang buruk dapat menyebabkan masalah permanen di paru-paru. Bahkan infeksi ringan pun dapat membuat penderitanya sesak napas terus menerus dan mudah lelah meski hanya melakukan aktivitas ringan.

Pemulihan paru-paru pasca Covid-19 bisa terjadi, tetapi membutuhkan waktu. Perlu waktu berbulan-bulan agar fungsi paru-paru bisa kembali normal. Salah satu caranya adalah dengan rutin melakukan latihan dan terapi pernapasan.

6. Ketidakseimbangan Hormon

Menstruasi adalah jadi hal biasa yang dialami wanita setiap bulannya. Idealnya setiap bulan wanita mengalami satu kali menstruasi dengan durasi 7-13 hari.

Akan tetapi, setelah pandemi Covid-19, muncul fenomena baru di mana 40 persen wanita mengalami gangguan hormon yang membuat siklus haid mereka tidak teratur. Setelah diselidiki, ternyata Covid-19 diyakini dapat menginfeksi ovarium. Hal tersebut bisa memicu menopause datang lebih awal atau mendadak.

Terlebih defisiensi hormon (estrogen dan testosteron) mendasari dan memperparah banyak gejala long covid bagi kelompok usia lansia. Sehingga lansia cenderung lama pulih dari long covid.

Cara Mengatasi Long Covid

Setiap orang yang pernah terpapar Covid-19 berpotensi mengalami long covid. Namun tetap ada sejumlah rekomendasi yang terbukti dapat membantu menghindarkan Anda dari gejala kesehatan pasca kesehatan ini.

Pencegahan Long Covid

  • Melakukan vaksinasi Covid-19: Vaksinasi Covid-19 dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi virus Corona dan mencegah terjadinya long covid.
  • Mengonsumsi vitamin: Vitamin C, D, dan zinc dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mempercepat pemulihan dari infeksi Covid-19.
  • Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat: Mencuci tangan secara teratur, menjaga jarak sosial, dan menggunakan masker dapat membantu mencegah penyebaran virus Corona dan mencegah terjadinya long covid.
  • Makan makanan bergizi: Makan makanan yang sehat dan bergizi dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Istirahat cukup: Istirahat yang cukup dapat membantu tubuh memulihkan diri dari infeksi Covid-19 dan mencegah terjadinya long covid.
  • Menerapkan protokol Covid-19: Mengikuti protokol Covid-19 seperti membatasi perjalanan, menghindari kerumunan, dan mengisolasi diri saat sakit dapat membantu mencegah penyebaran virus Corona dan mencegah terjadinya long covid.

Pengobatan Long Covid

Belum ada pengobatan yang secara khusus ditujukan bagi penderita long covid. Namun Anda dapat melakukan serangkaian tes kesehatan seperti tes darah, pengukuran tekanan darah, rontgen dada, pengukuran kadar oksigen, dan tes lain yang memang dibutuhkan untuk memantau kondisi tubuh.

Hasil tes tersebut dapat menentukan perawatan kesehatan yang mungkin Anda perlukan. Misalnya Anda dirujuk oleh dokter umum ke layanan spesialis, rehabilitasi, atau layanan lain yang berhubungan dengan gejala yang dialami.

Hidup dengan Long Covid

Penderita long covid mungkin akan kesulitan menjalani kegiatan sehari-hari, terutama bila mereka tidak mengambil tindakan atas gejala long covid yang dialami. Sehingga penting untuk mencari perawatan medis dan melakukan konsultasi ke dokter guna mengobati long covid sebelum jadi makin buruk.

FAQ Terkait Long Covid

Apa yang dimaksud long covid?

Long covid adalah timbulnya gejala sakit yang masih berlanjut dan berkembang meski seseorang penyintas COVID-19 sudah dinyatakan sembuh selama 3 bulan.

Apa saja gejala long covid?

Gejala yang paling sering dilaporkan oleh anak-anak atau orang dewasa adalah kelelahan dan sesak napas. Namun ada juga yang sampai mengalami gangguan neurologis sampai kesehatan mental.

Apakah long covid bisa sembuh?

Penderita long covid masih bisa sembuh. Tetapi waktu pemulihan antara orang yang satu dan yang lain berbeda-beda. Dipengaruhi oleh tingkat keparahan dan program pemulihan yang dijalani.

Apakah long covid berbahaya?

Gejala long covid yang tidak ditangani dan dibiarkan memburuk bisa berdampak pada kerusakan organ. Misalnya infeksi pada sindrom pernapasan yang dibiarkan terlalu lama dapat meningkatkan risiko henti jantung, kematian, dan emboli paru.

Berapa lama efek long covid?

Efek long covid dan waktu pemulihan setiap orang bervariasi. Beberapa gejala dapat sembuh dengan cepat, tapi ada juga gejala lain yang bertahan lebih lama. Alasan mengapa ada gejala yang butuh waktu lama untuk sembuh itu terkait dengan seberapa parah ia sakit saat pertama kali terkena COVID-19.

Apakah long covid menular?

Long covid tidak menular. Tetapi Anda tetap disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter dan melakukan serangkaian tes kesehatan.

Kesimpulan

Long covid atau sindrom pasca Covid-19 bisa terjadi pada siapa saja yang sudah terinfeksi virus covid atau SARS-CoV-2. Meski penyebabnya belum diketahui secara pasti, Anda bisa merasakan gejala-gejala yang mirip Covid-19 seperti hilangnya indra penciuman, indra perasa, kelelahan, sesak napas, dan masih banyak lagi.

Long covid dapat dicegah dengan memperbaiki pola hidup, menerapkan protokol kesehatan, dan melakukan vaksinasi. Segera konsultasi ke dokter apabila gejala-gejala tersebut sudah lebih 3 minggu. Jangan sampai Anda mengalami efek buruk long covid yang mematikan karena terlambat mendapatkan pertolongan.

Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai akhir, semoga informasinya bermanfaat. Berbagai informasi menarik lain seputar kesehatan juga bisa Anda dapatkan di Instagram Klinik Silvi Medika.

Artikel Terkait