Apa Itu Eczema (Eksim)? Gejala dan Cara Mengobati Eksim

Mengenal Apa itu Eczema (Eksim)
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Email

Kulit adalah bagian terluar yang melindungi organ-orang di dalam tubuh. Karena selalu terpapar mikroorganisme, polusi, dan bahan kimia, kulit jadi rentan mengalami penyakit. Salah satu penyakit kulit yang umum terjadi adalah eksim.

Eksim atau eksem atau eczema bisa dialami oleh siapa saja, namun lebih sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini ditandai dengan gatal dan kemerahan di beberapa area tubuh. Ada dua faktor utama yang menyebabkan eksim, di antaranya adalah faktor genetik atau faktor lingkungan.

Berbeda dengan gatal-gatal biasa, eksim memiliki banyak jenis dengan gejala yang berbeda-beda. Selain itu, ada juga cara pengobatan eksim yang bisa Anda temukan melalui artikel ini.

Mengenal Penyakit Eczema (Eksim)

Eksim pada tangan.
Eksim pada tangan. Gambar dari Wikipedia.

Eksim adalah sejenis penyakit dermatitis atau kondisi di mana kulit mengalami peradangan. Kebanyakan jenis eksim membuat kulit penderitanya menjadi kering, gatal, dan ruam di beberapa bagian tubuh seperti wajah, siku, belakang lutut, tangan, kaki, dan  kepala.

Ada dua jenis eksim yang dikenal masyarakat, yaitu eksim basah dan eksim kering.

Eksim basah adalah komplikasi eksim yang ditandai dengan lepuhan yang berisi cairan nanah. Eksim basah disebabkan oleh bakteri staphylococcus atau virus herpes simplex.

Sedangkan eksim kering ditandai dengan kondisi kulit yang kering, pecah-pecah, bersisik, dan gatal tanpa ada luka basah.

Penyakit kulit ini tidak menular, tetapi penderitanya akan merasakan rasa gatal yang amat sangat. Menggaruk kulit justru dapat membuatnya semakin gatal dan terjadi pembengkakan.

Eksim disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Eksim bisa sembuh dengan sendirinya, namun seringkali membutuhkan waktu lama. Eksim yang tidak segera diobati bisa membuat penderitanya demam dan asma.

Penyakit Eksim di Indonesia

Penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa selama 3 dekade terakhir, prevalensi kejadian eksim di negara-negara industri seperti Indonesia meningkat 2x – 3x. Kegiatan perindustrian rentan mencemari lingkungan karena polusi yang dihasilkannya. Padahal paparan bahan iritan dan alergen dari lingkungan bisa menyebabkan kulit jadi lebih sensitif dan akhirnya terjadi eksim.

Saat ini prevalensi eksim di Indonesia meliputi 10% – 20% persen pada bayi dan anak serta 1-3 pada orang dewasa. Penelitian oleh Soegiarto et al, pada tahun 2019 melaporkan bahwa prevalensi kasus dermatitis pada anak sekolah di salah satu kota besar di Indonesia mirip dengan negara-negara berkembang lainnya.

Penelitian ini melibatkan 550 anak dan remaja SMP, SMA dan mahasiswa dari 5 kecamatan di Kota Surabaya. Hasilnya 278 subjek memiliki satu manifestasi alergi, di mana 1,8%-nya adalah kasus dermatitis atopic.

Eksim pada Bayi

Sering kali orang mengira bahwa eksim pada bayi disebabkan karena paparan air susu ibu (ASI). Namun anggapan tersebut tidak benar karena faktor terbesar eksim pada bayi dipengaruhi oleh faktor genetik, fungsi sistem imun bayi, dan faktor eksternal lainnya. 

Bayi memiliki imunitas tubuh yang lemah karena tubuhnya sedang berkembang untuk membangun sistem kekebalan sendiri. Maka dari itu, bayi mudah terpapar alergi, termasuk eksim. Sedangkan jika keluarganya, baik itu ayah, ibu, kakek, nenek memiliki riwayat eksim, maka besar kemungkinan bayi juga akan mengalaminya.

Eksim pada Anak

Anak di atas usia 2 tahun atau yang sudah termasuk kategori anak termasuk kelompok risiko eksim. Eksim atopik merupakan jenis eksim yang paling banyak menjangkit anak-anak.

Eksim pada anak utamanya dipengaruhi masalah genetik. Anak yang keluarganya punya riwayat penyakit eksim, asma, dan demam memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit eksim juga. Eksim pada anak bisa kambuh jika ia terpapar alergen dari konsumsi makanan atau penggunaan barang-barang tertentu. 

Anak yang tinggal di lingkungan yang kurang bersih berpotensi mengalami eksim karena banyaknya debu atau serangga. Selain itu, paparan polutan NO2, SO2, SO3, asap rokok, serta suhu atau cuaca yang terlalu ekstrim juga bisa menyebabkan eksim pada anak.

Gejala Eksim

Setiap pengidap eksim dapat merasakan gejala yang berbeda-beda. Namun umumnya kulit menjadi kering dan gatal akan semakin memburuk di malam hari. Gejala eksim yang muncul bisa dibedakan berdasarkan kelompok usia.

Gejala Eksim Secara Umum

Eksim dapat muncul di bagian tubuh mana saja. Namun umumnya eksim akan muncul di lipatan-lipatan tubuh. Gejala umum yang biasa dialami penderita eksim ringan meliputi:

  • Kulit kering, bersisik, dan pecah-pecah;
  • Rasa gatal yang intens (pruritus);
  • Ruam kulit;
  • Bercak kulit yang tebal dan kasar;
  • Dalam kasus yang agak parah, kulit akan terkelupas hingga mengeluarkan darah.

Gejala Eksim pada Bayi

Pada bayi, gejala eksim muncul pada usia 3-4 bulan. Eksim bisa berkembang di bagian wajah dalam 6 bulan pertama hidupnya. Eksim pada bayi di bawah usia 2 tahun ditandai gejala seperti berikut ini:

  • Ruam di kulit kepala dan pipi;
  • Ruam yang menggelembung dan dapat mengeluarkan cairan;
  • Ruam menjalar hingga kaki, tangan, dan lipatan tubuh;
  • Rasa gatal yang luar biasa sehingga membuat sulit tidur.

Gejala Eksim pada Anak-Anak

Eksim pada anak-anak berkembang saat usianya di bawah 5 tahun. Berbeda dengan bayi, eksim pada anak-anak akan memunculkan gejala seperti:

  • Ruam muncul di lipatan siku, lutut, leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki, serta lipatan antara pantat dan kaki;
  • Tekstur ruam bergelombang dan bisa menyebabkan penebalan kulit;
  • Warna ruam bisa cerah atau menggelap.

Gejala Eksim pada Orang Dewasa

Orang yang mengalami eksim pada masa kanak-kanak mungkin masih bisa mengalaminya kembali saat dewasa. Kemungkinan kulit jadi mudah iritasi dan rentan muncul eksim di tangan atau kelopak mata. Eksim pada orang dewasa ditandai dengan beberapa gejala seperti berikut:

  • Ruam lebih bersisik;
  • Muncul di lipatan siku dan lutut, tapi bisa berkembang di seluruh tubuh;
  • Bagian kulit yang terdapat ruam akan menjadi sangat kering.

Jenis Eksim

Ada 6 jenis eksim yang biasa menjangkit orang-orang. Setiap jenis memiliki pemicunya sendiri dan dapat memengaruhi kualitas skin barrier Anda.

1. Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik (DA) adalah jenis eksim yang paling banyak menyerang bayi dan anak-anak. Setidaknya 1 dari 10 bayi dan anak kecil pernah mengalami gejala DA dalam hidupnya, namun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang dewasa.

DA merupakan inflamasi kulit kronik yang bisa berulang. Bahkan hampir 2/3 dari anak-anak yang mengalami DA bisa kambuh lagi saat dewasa.

Penyebab Dermatitis Atopik

  • Faktor genetik terkait dengan kelainan skin barrier atau lapisan terluar kulit;
  • Kelainan imunologi;
  • Faktor lingkungan yang kurang bersih;
  • Terpapar iritan (misalnya sodium lauryl sulfate)

Gejala Dermatitis Atopik

  • Kulit kering;
  • Kulit pecah-pecah;
  • Kulit terasa sangat gatal;
  • Pembengkakan dan peradangan kulit;
  • Ruam merah, coklat, ungu, atau abu-abu;
  • Benjolan kecil berisi cairan atau kerak.

2. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak terjadi akibat paparan antara kulit dengan zat tertentu. Dermatitis kontak dibagi menjadi 2, pertama adalah Dermatitis Kontak Iritan (DKI) yang disebabkan oleh paparan zat-zat kimia dan yang kedua adalah Dermatitis Kontak Alergi (DKA) yang disebabkan oleh alergen yang menimbulkan reaksi hipersensitivitas tipe IV. Dari 2 jenis tadi, DKI adalah dermatitis kontak yang paling banyak diderita masyarakat.

Perbedaan antara DKI dan DKA yang selanjutnya adalah area inflamasinya. Pada DKI, reaksi inflamasi hanya terbatas pada kulit yang terpapar zat kimia dan tidak menyebar. Sedangkan DKA adalah reaksi imun yang reaksi inflamasinya bisa menyebar ke seluruh tubuh.

Penyebab Dermatitis Kontak Iritan

  • Mayoritas terjadi karena paparan iritan berupa bahan kimia (air sabun, deterjen, sampo, serbuk sari, pupuk, pestisida) dan pelarut berkali-kali;
  • Tidak memelihara personal hygiene;
  • Riwayat penyakit kulit.

Gejala Dermatitis Kontak Iritan

  • Gatal-gatal;
  • Kulit kering;
  • Kulit pecah-pecah;
  • Kemerahan;
  • Koreng yang sulit sembuh.

Penyebab Dermatitis Kontak Alergi

  • Paparan zat alergen (nikel, penggunaan antibiotik, desinfektan, deodorant, kosmetik) dalam jangka lama;
  • Memiliki riwayat alergi terhadap zat-zat tertentu.

Gejala Dermatitis Kontak Alergi

  • Keluhan gatal yang membuat ingin menggaruk (pruritus);
  • Rasa nyeri;
  • Membengkaknya area tubuh tertentu karena penumpukan cairan (edema);
  • Timbul kerak di bagian yang gatal;
  • Perubahan warna kulit (pigmentasi);
  • Munculnya jerawat papula

3. Eksim Dishidrotik

Eksim dishidrotik adalah penyakit kulit kronik yang menyebabkan kulit melepuh dan gatal. Jenis eksim ini biasanya muncul di antara jari- jari serta telapak tangan dan kaki.

Bentuk lepuhan berdiameter 1 – 2 mm. Setelah kering, lepuhan akan bersisik dan pecah-pecah,

Penyebab Eksim Dishidrotik

  • Memiliki alergi terhadap nikel;
  • Infeksi jamur dan bakteri;
  • Kontak bahan iritan;
  • Perubahan musim/suhu/kelembaban.

Gejala Eksim Dishidrotik

  • Lepuhan di telapak tangan, jari, dan telapak kaki;
  • Kulit terasa gatal dan bersisik di sekitar lepuhan;
  • Produksi keringat meningkat di sekitar lepuhan.

4. Neurodermatitis

Neurodermatitis ditandai dengan tekstur kulit yang tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi). Neurodermatitis sering ditemui pada masyarakat berusia lebih dari 20 tahun dan puncak insidennya antara usia 30-50 tahun.

Area tubuh yang sering terkena neurodermatitis adalah leher, siku, lutut, anogenital, punggung tangan, punggung kaki, skrotum, tengkuk, kelopak mata, wajah, dan kepala. Orang yang mengalami neurodermatitis akan mengalami pruritus, di mana pasien akan secara reflek menggaruk area kulit yang gatal hingga menyebabkan lesi yang tidak disadari.

Penyebab Neurodermatitis

  • Riwayat dermatitis, eksim, dan psoriasis;
  • Gangguan kecemasan, seperti stress dan rasa tertekan dalam jangka panjang.

Gejala Neurodermatitis

  • Rasa gatal yang bersifat paroksismal (tiba-tiba muncul);
  • Lesi dijumpai di beberapa tempat;
  • Kulit yang menebal;
  • Likenifikasi.

5. Eksim Numular

Eksim numular atau dermatitis numularis adalah peradangan kulit yang terjadi karena luka bakar, goresan, atau gigitan serangga. Akibatnya timbul kelainan kulit seperti kemerahan, bengkak, benjol, dan gatal yang berlangsung lama.

Bentuk ruam pada eksim numular berbentuk bundaran dengan ukuran 0,3 – 1,0 cm. Ruam tersebut berwarna merah dan sedikit bengkak.

Penyebab Eksim Numular

  • Infeksi bakteri dan kuman
  • Kulit kering
  • Stress
  • Paparan logam, nikel, krom, kobalt
  • Peredaran darah tubuh lambat
  • Riwayat keluarga yang menderita dermatitis atopik, alergi, dan asma

Gejala Eksim Numular

  • Muncul bercak merah berbentuk lingkaran seperti koin di tungkai;
  • Rasa gatal menyengat seperti terbakar
  • Puncak rasa gatal terjadi di malam hari

6. Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik merupakan penyakit peradangan kulit yang terjadi di kulit kepala. Namun dapat menjalar ke area muka, leher, dan badan. Dermatitis seboroik memiliki bentuk awal berupa ketombe yang terus-terusan muncul.

Dermatitis seboroik lebih sering terjadi pada kaum pria daripada wanita. Hal ini dikarenakan pengaruh hormon androgen yang signifikan.

Penyebab Dermatitis Seboroik

  • Produksi sebum berlebih di kulit kepala;
  • Pertumbuhan jamur Malassezia spp;
  • Sistem kekebalan tubuh yang rendah.

Gejala Dermatitis Seboroik

  • Ketombe dalam jumlah banyak;
  • Timbul bintik-bintik merah kehitaman di wajah hingga telinga;
  • Ada bercak bersisik;
  • Terdapat skuama atau lapisan tanduk dari epidermis mati yang menumpuk pada kulit.

Pencegahan Eksim

Meski kebanyakan jenis eksim dipengaruhi faktor genetik, namun merawat kesehatan dan kebersihan kulit mutlak dibutuhkan karena eksim bisa menjangkit orang dengan personal hygiene rendah. Supaya terhindar dari penyakit kulit ini, berikut beberapa cara pencegahan yang bisa dilakukan:

  • Menggunakan krim pelembab jika kulit terasa kering;
  • Mandi menggunakan air hangat;
  • Menghidrasi tubuh dengan minum minimal 8 gelas air mineral setiap hari;
  • Pakai pakaian longgar dengan material kain yang bisa menyerap keringat;
  • Manajemen stres dan pemicu emosi lainnya. Jangan sungkan untuk melakukan konseling ke ahli jika merasa kesehatan mental terganggu;
  • Gunakan humidifier jika udara kering;
  • Hindari menggunakan peralatan yang mengiritasi kulit;
  • Hindari konsumsi makanan yang membuat alergi.

Cara Menangani Eksim

Sebenarnya tidak ada pengobatan khusus untuk eksim. Penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan meredakan gejala yang muncul pada pasien. Sebab rasa gatal, kemerahan, dan infeksi jelas mengganggu produktivitas sehari-hari.

Ada 2 metode penanganan yang bisa dilakukan, yaitu secara mandiri di rumah dan pengobatan ke dokter kulit.

Perawatan Eksim Secara Mandiri

1. Mandi dengan Air Hangat

Mandi air hangat bisa membantu mengurangi rasa gatal dan iritasi akibat eksim. Ingat, gunakan air hangat bukan air panas. Air yang terlalu panas bisa membuat kulit menjadi kering dan berisiko menimbulkan peradangan. Gejala eksim pun akan semakin memburuk.

2. Menggunakan Sabun Mandi Khusus

Untuk meredakan gejala eksim, Anda harus memilih sabun mandi tanpa bahan kimia dan pewangi. Hindari sabun mandi yang mengandung zat-zat kimia yang keras seperti sodium lauryl sulfate, alkalin, asam salisilat, formaldehid, dan glikol propilen.

Supaya tubuh menjadi lembab pilihlah sabun yang mengandung minyak alami, misalnya minyak zaitun. Jika Anda bingung mengenai produk sabun mandi khusus yang baik untuk eksim, National Eksim Association (NEA) merekomendasikan 7 sabun mandi:

  • Cetaphil Pro Gentle Body Wash
  • CLn Body Wash
  • Cerave Soothing Body Wash
  • Skinfix Eksim Soothing Wash
  • Neutrogena Ultra Gentle Hydrating Cleanser
  • CLn Facial Cleanser
  • Skintifix Eksim Soothing Wash

Semua produk tersebut bisa Anda beli di supermarket atau toko online.

3. Mengoleskan Pelembab ke Seluruh Kulit

Setelah mandi, jangan lupa oleskan pelembab ke seluruh kulit. Pelembab adalah kunci dari perawatan kulit eksim.

Sama seperti sabun, hindari pelembab dengan bahan-bahan yang bisa mengiritasi kulit, seperti alkohol dan pewangi. Pilihlah pelembab dengan ekstrak ceramide, oatmeal, dan licorice yang bisa mengunci kelembaban dan menghidrasi kulit.

Mengoleskan pelembab untuk mengurangi gejala eksim
Mengoleskan pelembab untuk mengurangi gejala eksim. Gambar oleh Karolina Grabowska dari Pexels.

4. Mengompres Area yang Gatal dengan Air Dingin

Eksim bisa menimbulkan rasa gatal yang luar biasa. Bahkan eksim numular bisa menimbulkan sensasi kulit terbakar.

Kondisi ini bisa membuat orang mengalami rasa gatal yang intens (pruritus) sehingga menimbulkan keinginan untuk menggaruk. Padahal menggaruk tidak disarankan karena akan memperluas area eksim.

Untuk mengatasi hal ini, gunakan kompresan atau kain yang sudah direndam air dingin. Letakkan kompresan di bagian eksim yang terasa gatal dan gatal pun akan berkurang.

Pengobatan Eksim oleh Dokter

Jika perawatan di rumah tidak manjur dan eksim justru makin memburuk, kami sarankan Anda untuk segera pergi ke dokter. Kemungkinan dokter akan memberikan pilihan obat-obatan yang bisa meringankan gejala eksim dengan kandungan kortikosteroid, hidrokortison, crisaborole, ceramide, antibiotik, dan antihistamin.

FAQ Tentang Eksim

Apa itu eczema / eksim?

Eksim adalah kondisi di mana kulit terasa gatal, kering, dan meradang. Umumnya eksim terjadi pada bayi dan anak kecil, tapi juga bisa menjangkit orang dewasa. Eksim bisa berlangsung lama tapi bisa sembuh dengan sendirinya.

Apa itu eksim basah?

Eksim basah adalah komplikasi eksim yang ditandai dengan lepuhan yang berisi cairan nanah. Eksim basah disebabkan oleh bakteri staphylococcus atau virus herpes simplex.

Apa itu eksim kering?

Eksim kering adalah komplikasi eksima yang ditandai dengan kondisi kulit yang kering, pecah-pecah, bersisik, dan gatal tanpa ada luka basah.

Apa penyebab eksim pada kulit?

Eksim disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan alergi baik dari makanan atau benda-benda yang digunakan. Sedangkan lingkungan yang mengandung debu dan zat kimia bisa mengiritasi kulit sehingga menyebabkan eksim.

 Apa saja jenis eksim?

Ada 5 jenis eksim yang dikenal di dunia kedokteran, yaitu dermatitis atopik, dermatitis kontak, eksim dishidrotik, neurodermatitis, dan dermatitis seboroik.

Apakah eksim penyakit yang umum terjadi?

Eksim merupakan penyakit kulit yang umum terjadi di Indonesia. Mayoritas penderitanya adalah anak-anak dan remaja.

Apakah eksim termasuk penyakit autoimun?

Eksim tidak diklasifikasikan sebagai penyakit autoimun. Namun banyak peneliti yang sedang mempelajari lebih lanjut bagaimana eksim dan sistem kekebalan tubuh saling berkaitan.

Apakah eksim menular?

Tidak. Eksim tidak menular meski Anda melakukan kontak langsung dengan penderita eksim.

Apakah eksim bisa sembuh?

Eksim tidak bisa sembuh total. Bagi pasien eksim, yang bisa mereka lakukan adalah meredakan gejalanya dengan melakukan perawatan kulit di rumah atau dengan meminum obat dari dokter. Eksim bisa muncul lagi jika ada pemicunya.

Apa yang memicu eksim?

Eksim dipicu oleh bahan kimia, mikroorganisme, dan alergi makanan.

Apakah makanan tertentu bisa memicu eksim?

Bagi sebagian orang, makanan bisa memicu tubuh untuk melepaskan senyawa sistem kekebalan sehingga menyebabkan peradangan. Jenis makanan yang memicu gejala eksim dapat diketahui setelah Anda melakukan tes alergi.

Di bagian tubuh mana yang biasanya terkena eksim?

Eksim dapat muncul di bagian tubuh mana saja. Namun umumnya eksim akan muncul di lipatan-lipatan tubuh.

Seperti apa kulit yang terkena eksim?

Kulit yang terkena eksim akan terasa gatal, muncul ruam, kering, dan bersisik.

Siapa yang bisa terkena eksim?

Eksim biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak. Namun eksim sebagai penyakit kronis bisa muncul lagi pada orang dewasa yang pernah terkena eksim saat masih kecil.

Penutup

Eksim adalah penyakit kulit yang umum dialami semua kalangan. Rasa gatal akibat eksim bisa memengaruhi kualitas hidup Anda. Anda jadi tidak bisa bekerja dengan nyaman dan tidur dengan nyenyak.

Untuk mencegah eksim, Anda harus menghindari zat-zat kimia penyebab alergi, menjaga kebersihan tubuh, dan mengelola stress. Jika sudah terlanjur terkena eksim, maka Anda perlu merawat kulit secara lebih intens. Usahakan untuk terus membuat kulit terasa lembab.

Jika perawatan di rumah tidak membaik, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Terima kasih telah membaca artikel ini. Semoga informasinya berguna bagi Anda. Jika Anda ingin menemukan lebih banyak informasi seputar kesehatan, ikuti juga akun Instagram Klinik Silvi Medika.

Artikel Terkait