Olahraga yang Aman untuk Ibu Hamil dari Trimester 1 – 3

Olahraga yang Aman untuk Ibu Hamil dari Trimester 1 - 3
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Email

Menjaga kesehatan ibu dan janin merupakan hal yang sangat penting dalam masa kehamilan. Setiap pasangan pasti berharap agar ibu yang sedang hamil kelak lahir anak yang sehat. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, ibu juga perlu menjaga kesehatan dirinya sendiri.

Salah satu cara yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan ibu hamil adalah dengan menerapkan pola hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, minum vitamin, menghindari stres, dan yang tidak kalah pentingnya adalah rajin melakukan olahraga.

Kegiatan olahraga ini mungkin jadi hal yang berat untuk dilakukan ibu hamil. Karena perubahan fisik yang dihadapi ibu seringkali membuatnya jadi mudah lelah. Namun, sebenarnya olahraga tetap harus dilakukan karena ibu hamil akan mendapatkan banyak manfaat di baliknya.

Oleh karena itu, dalam tulisan ini kami akan memberikan rekomendasi olahraga yang sesuai dan aman untuk dilakukan ibu hamil dari bulan 1 hingga 9.

Mengapa Ibu Hamil Harus Tetap Olahraga?

Olahraga merupakan aktivitas yang bisa membuat tubuh bugar. Olahraga dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap orang termasuk ibu hamil. Melakukan olahraga akan membuat ibu jadi lebih aktif, dan hal tersebut akan mempermudah ibu untuk beradaptasi dengan perubahan bentuk tubuhnya.

Tidak hanya itu, olahraga secara rutin bisa membuat ibu merasakan beberapa keuntungan:

  • Berkurangnya keluhan mengenai sakit punggung, sembelit, dan kembung
  • Meningkatkan mood dan energi
  • Tidur jadi lebih nyenyak
  • Mencegah kelebihan berat badan
  • Meningkatkan daya otot dan imunitas tubuh.

Apakah Melakukan Olahraga Aman untuk Ibu Hamil?

Masih banyak mitos di masyarakat yang terkesan melarang ibu untuk berolahraga karena menganggap olahraga akan mengancam keselamatan bayi. Padahal keterangan tersebut jelas salah, karena faktanya olahraga aman dilakukan oleh ibu hamil.

Namun yang perlu digaris bawahi adalah ibu hamil tetap perlu mendiskusikan ini dengan dokter kandungan. Dokter kandungan akan menilai apakah kehamilan ibu tersebut normal serta akan mendiskusikan mengenai jenis olahraga apa yang bisa dilakukan.

Intensitas Olahraga untuk Ibu Hamil

Ibu hamil sedang berolahraga
Ibu hamil sedang berolahraga. Gambar oleh Pavel Danilyuk di Pexels.

Kementerian Kesehatan RI menjelaskan bahwa ibu hamil hanya perlu melakukan olahraga ringan untuk meningkatkan kebugaran tubuhnya. Waktu olahraganya pun tidak lama, bisa dilakukan kurang lebih 20-30 menit selama tiga kali dalam seminggu.

Jika ibu merupakan tipikal wanita yang sangat aktif berolahraga bahkan sebelum hamil, maka ibu dapat terus melakukan latihan yang sama dengan persetujuan dokter kandungan.

Kondisi Ibu Hamil yang Sebaiknya Tidak Olahraga

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, ibu hamil perlu mendiskusikan mengenai aktivitas olahraga apa yang bisa dilakukan. Meski secara umum olahraga itu aman dilakukan, tetapi dalam kondisi tertentu dokter akan melarang ibu untuk tidak berolahraga jika ibu memiliki masalah sebagai berikut:

1. Perdarahan pada Vagina

Kondisi ibu hamil yang sebaiknya tidak olahraga yang pertama adalah ketika ibu pernah mengalami perdarahan pada vagina. Perdarahan vagina bisa jadi tanda-tanda persalinan prematur. Sehingga ibu tidak boleh melakukan aktivitas yang membuat dirinya terlalu lelah, seperti olahraga.

2. Kehamilan Bayi Kembar atau Lebih

Jika ibu sedang hamil anak kembar atau lebih, tanyakan kepada dokter kandungan apakah ibu bisa melakukan olahraga. Sebagian besar dokter akan melarang ibu hamil dengan kehamilan kembar atau lebih untuk melakukan aktivitas intens yang berdampak tinggi seperti berlari.

Ibu mungkin akan disarankan untuk melakukan aktivitas olahraga lain seperti yoga, jalan kaki, atau berenang.

3. Inkompetensi serviks

Inkompetensi serviks berarti serviks terbuka terlalu dini selama kehamilan. Jika ibu memiliki inkompetensi serviks atau serviks pendek, dokter akan menjahit leher rahim untuk menjaganya tetap tertutup. Oleh karena itu, ibu dilarang untuk berolahraga.

4. Plasenta Previa

Kondisi ini terjadi ketika plasenta berada di bagian bawah rahim dan menutupi seluruh atau sebagian besar serviks. Plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan hebat dan penyakit komplikasi lain di kemudian hari.

5. Anemia Berat

Anemia adalah ketika tubuh Anda tidak memiliki cukup sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ibu yang mengalami anemia berat akan mudah merasa lelah. Sehingga dokter akan melarang ibu yang anemia untuk melakukan olahraga dengan durasi yang terlalu intens.

Olahraga yang Harus Dihindari Ibu Hamil

Demi menjaga kesehatan ibu dan bayi, terdapat sejumlah olahraga yang sebaiknya dihindari, di antaranya adalah:

  1. Olahraga dengan gerakan tersentak-sentak dan memantul yang bisa menyebabkan jatuh, seperti menunggang kuda, ski, dan sepeda off-road.
  2. Olahraga yang bisa mencederai perut seperti hoki es, tinju, sepak bola, dan basket.
  3. Gerakan sit up menekan bagian perut sehingga berpotensi untuk  membatasi aliran darah ke janin. Aliran darah yang terbatas membuat baik janin atau ibu bisa kekurangan oksigen.
  4. Olahraga yang dapat menyebabkan ibu menabrak air dengan kekuatan besar, seperti ski air, selancar, atau menyelam.
  5. Melakukan olahraga di ketinggian lebih dari 1.800 meter (kecuali memang tinggal di ketinggian). Jika ibu berolahraga di ketinggian, maka bayi dalam kandungan bisa kekurangan asupan oksigen.

Tips Olahraga Aman untuk Ibu Hamil

Ibu yang sebelum hamil tidak aktif berolahraga dilarang melakukan olahraga berat secara tiba-tiba. Ibu hamil disarankan untuk tidak terlalu kelelahan dengan cukup melakukan olahraga ringan tidak lebih dari 30 menit secara terus menerus atau tiga kali seminggu.

Terapkan beberapa cara dari National Health Service berikut ini agar ibu tetap aman saat berolahraga:

  • Lakukan pemanasan sebelum olahraga dan pendinginan setelahnya.
  • Rutin berjalan kaki 30 menit setiap hari agar olahraga tidak terasa berat.
  • Hindari olahraga saat cuaca panas.
  • Minum banyak air setelah olahraga untuk mengganti cairan tubuh.
  • Berolahraga dengan instruktur khusus ibu hamil.
  • Menghindari jenis olahraga yang berbahaya.

Olahraga yang Aman untuk Ibu Hamil Trimester 1 (1-13 minggu)

Selama trimester pertama kehamilan, ibu harus mulai membangun kebiasaan olahraga secara bertahap. Jenis olahraga yang dilakukan pun ringan dan berfokus pada upaya mempersiapkan fisik sebelum terjadi perubahan besar saat hamil.

Senam Kegel

Senam kegel atau latihan dasar panggul bekerja untuk memperkuat otot-otot yang menopang organ perut, termasuk rahim, vagina, usus, dan kandung kemih.

  •  Manfaat
    Latihan ini membantu meningkatkan fungsi kandung kemih dan mengurangi risiko wasir. Agar mendapatkan hasil yang optimal, lakukan senam kegel saat kondisi kandung kemih kosong.
  • Tips Keselamatan
    Pastikan ibu hamil didampingi oleh instruktur senam karena saat senam kegel, ibu harus menghindari penggunaan otot di bagian bokong, kaki, atau perut.

Renang

Renang adalah olahraga yang aman dan nyaman untuk ibu hamil. Renang dapat membantu ibu hamil untuk melatih fisik tanpa membebani tubuh.

  • Manfaat
    Berenang pada trimester pertama bisa meningkatkan fungsi kardiovaskular. Dengan berenang, ibu hamil bisa berolahraga tanpa perlu menanggung beban tubuh dan sendi secara berlebihan. Ibu cukup berenang selama 30 menit selama beberapa kali hingga tubuh menjadi rileks.
  •  Tips Keselamatan
    Gunakan baju renang yang nyaman, tidak terlalu ketat maupun longgar. Bagi ibu yang tidak bisa berenang, maka perlu diawasi oleh orang yang punya pengalaman berenang.

Pilates

Ibu hamil yang baru memulai pilates dapat melakukannya selama 5-10 menit. Jika kondisi memungkinkan, olahraga ini juga bisa dilakukan selama 30 menit.

  • Manfaat
    Olahraga pilates dapat meningkatkan kekuatan dan keseimbangan. Pilates juga mampu meredakan nyeri punggung bawah yang terkait dengan penambahan berat badan, terutama di bagian depan tubuh.
  • Tips Keselamatan
    Latihan pilates sebaiknya dilakukan di studio atau pusat kebugaran yang menyediakan instruktur pilates khusus ibu hamil.

Olahraga yang Aman untuk Ibu Hamil Trimester 2 (14-27 minggu)

Saat memasuki trimester kedua, perubahan fisik ibu akan mulai terlihat. Bagian-bagian tubuh tertentu pun menjadi mudah pegal atau nyeri. Terdapat beberapa olahraga yang bisa meredakan keluhan ibu hamil trimester 2.

Yoga Prenatal

Yoga prenatal adalah yoga khusus ibu hamil yang bertujuan untuk menciptakan keseimbangan emosi, mental, fisik, dan spiritual.

  • Manfaat
    Gerakan-gerakan pada yoga prenatal difokuskan untuk melatih postur tubuh, mengatur pernapasan, peregangan sendi menjelang persalinan. Saat melakukan yoga prenatal, biasanya ibu hamil akan turut ditemani oleh suami. Dengan melakukan yoga bersama, tidak hanya kesehatan ibu yang meningkat namun juga hubungan suami istri.
  • Tips Keselamatan
    Pastikan untuk melakukan yoga di studio khusus yoga prenatal. Karena ada beberapa gerakan yoga yang tidak cocok dilakukan ibu hamil.
Yoga Prenatal: Olahraga untuk Ibu Hamil
Yoga Prenatal: Olahraga untuk ibu hamil. Gambar oleh Yan Krukov di Pexels.

Jalan Cepat

Olahraga sederhana lainnya yang bisa dilakukan di trimester kedua adalah jalan cepat. Jalan cepat selama kehamilan adalah olahraga yang hanya memiliki sedikit risiko bagi ibu dan janin.

  • Manfaat
    Tidak perlu melakukan jalan cepat selama 30 menit, cukup selingi kegiatan jalan santai dengan jalan cepat selama beberapa menit. Jalan cepat ini bisa jadi latihan kardiovaskular yang baik.
  • Tips Keselamatan
    Saat berjalan cepat, hindari permukaan jalan yang tidak rata. Pastikan juga alas kaki yang digunakan tidak mengganggu keseimbangan.

Olahraga yang Aman untuk Ibu Hamil Trimester 3 (28-40 minggu)

Olahraga yang ibu lakukan di trimester pertama dan kedua juga bisa diterapkan saat sudah memasuki trimester ketiga. Ibu hamil cukup menentukan jenis olahraga yang cocok baginya, mengingat di semester ketiga ibu akan kesulitan untuk bergerak cepat dan membungkuk.

Aerobik Air

Selain renang, olahraga air lain yang cocok dilakukan ibu hamil adalah aerobik air. Tekanan air yang tidak terlalu besar saat melakukan aerobik bisa menghilangkan nyeri pada tulang, sendi, otot, dan sistem kardiovaskular.

  • Manfaat
    Penelitian di Brazil menyebutkan jika wanita hamil yang mengikuti sesi latihan aerobik air membantu mereka mengurangi rasa sakit serta mempercepat proses persalinan. Bahkan 73 persen partisipan tersebut tidak memerlukan obat penghilang rasa sakit selama persalinan.
  • Tips Keselamatan
    Sama seperti berenang, sebaiknya Anda juga menggunakan pakaian renang yang pas di tubuh. Usahakan untuk tetap mencukupi cairan tubuh, karena meski di dalam air, namun olahraga aerobik air juga bisa menguras energi.

Hip Flexor

Menjelang melahirkan, otot pinggul ibu hamil harus mulai dilatih agar lebih lentur. Salah satu caranya adalah dengan melakukan hip flexor. Hip flexor juga bisa jadi pilihan yang baik untuk latihan peregangan kaki yang dibutuhkan saat proses melahirkan.

  • Manfaat
    Hip flexor adalah olahraga yang dapat dilakukan oleh ibu hamil untuk menguatkan otot-otot di sekitar pinggul dan panggul. Olahraga ini dapat membantu ibu hamil melatih otot-otot yang akan digunakan saat melahirkan.
  • Tips Keselamatan
    Jangan terlalu lama dan sering melakukan hip flexor karena pinggul justru akan menjadi tegang. Dalam sehari, ibu bisa melakukan hip flexor 2-3 kali dengan durasi 30 detik.

Risiko, Bahaya dan Hal-hal yang Harus Diperhatikan

Saat akan melakukan olahraga, ibu hamil harus mewaspadai beberapa kondisi berikut. Karena jika diabaikan bisa menimbulkan risiko bagi kesehatan.

1. Kondisi Tubuh

Melansir Health Line, jangan paksakan diri untuk berolahraga jika tubuh sedang tidak dalam kondisi fit. Berolahraga dalam kondisi badan sakit justru akan memperparah penyakit. Jika ibu demam tapi masih memaksakan diri untuk olahraga, kekuatan dan daya otot justru akan makin menurun dan meningkatkan risiko terjadinya cedera.

2. Suhu

Saat hamil, tubuh akan lebih mudah merasa panas. Sehingga Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menyarankan agar ibu hamil untuk menghindari tinggal di suhu yang terlalu panas karena mungkin akan berbahaya bagi kehamilan, terutama pada trimester pertama.

Ibu hamil juga disarankan untuk tidak berolahraga jika suhu lingkungan terasa panas atau lembab, karena otomatis ibu akan mengeluarkan banyak keringat yang memicu dehidrasi. Jika sudah banyak mengeluarkan keringat, maka ganti cairan tubuh dengan minum air mineral yang banyak pula guna menghindari dehidrasi.

3. Tekanan Udara

Hindari berolahraga di tempat dengan ketinggian lebih dari 1.800 meter. Karena oksigen di tempat yang tinggi seperti pegunungan cenderung sedikit. Hal ini nantinya berpengaruh terhadap pasokan oksigen ke tubuh janin yang terhambat.

Tidak hanya pergi ke tempat yang tinggi, menyelam di lautan juga dilarang karena jumlah oksigen yang sedikit. Janin dapat berisiko mengalami penyakit dekompresi yang berujung pada kecacatan dan komplikasi lainnya.

Baca juga: Manfaat Olahraga Saat Hamil

Rekap dan Kesimpulan

Setiap wanita hamil yang tidak memiliki masalah kesehatan serius seharusnya mendapat dukungan penuh untuk melakukan olahraga. Olahraga sebagai bagian dari pola hidup sehat memiliki banyak manfaat jika dilakukan secara rutin.

Bagi ibu hamil, mereka cukup melakukan olahraga ringan seperti jalan cepat, berenang, dan senam kegel. Berbagai olahraga yang dilakukan tersebut bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin, serta mempermudah proses persalinan.

Hindari jenis olahraga ekstrim dan risiko penyebab kecelakaan pada ibu hamil saat berolahraga lainnya.

Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai akhir, semoga informasinya bermanfaat. Berbagai informasi menarik lain seputar kesehatan juga bisa Anda dapatkan di Instagram Klinik Silvi Medika.

Artikel Terkait